#BlogArchive1 .widget-content{height:300px;width:auto;overflow:auto;}

Pages

Saturday, November 28, 2009

Berbohong = Debu


Cerita ini berawal dari suatu hari ketika si Fulan hendak menempati sebuah rumah. Rumah ini ternyata sudah lama tidak di tempati, walhasil debu ada dimana-mana...
Setelah ia bersihkan debu yang berada di atas (dilangit-langit, di kusen, dsb), kini saatnya ia sapu. Ia berusaha menyapu dengan teliti dan telaten (walau masih ada sedikit-sedikit debu yang tertinggal di pinggir dan pojok-pojok). Lalu mulailah ia mengepel. Pada saat mengepel itulah baru terasa debu yang masih tertinggal di pinggir dan pojok-pojok pun ikut terbawa, sehingga membuat si Fulan mengepl sembari menyapu debu-debu tersebut. Dan ketika pel gagang tersebut ia kibaskan, banyak juga debu yang jatuh dari pel tersebut layaknya ketombe yang jatuh dari rambut.
BERBOHONG. Begitu juga dengan berbohong, apabila kita sudah sering dan terbiasa berbohong maka keadaan kita akan saam dengan rumah yang didatangi FUlan pertama kali. BOHONG kita layaknya debu, yang apabila dibiarkan akan cepat "tumbuh" dan mengotori semua. Dan apabila kebohongan itu berusaha di bersihkan (dicari kebenarannya), maka kita akan berusaha untuk menyembunyikannya di pinggir-pinggir atau dipojok-pojok agar tidak ketahuan (ya,, intinya meamng agar tidak ketahuan..!)
Begitu juga apabila ketahuan berbohong, kita akan bersembunyi di balik kelemahan orang yang berusaha membongkar kebohongan (semoga orang itu ikhlas, tidak ada embel-embel dibelakangnya). Seperti layaknya debu, yang bersembunyi di balik kain peldan ketika kain pel tersebut dikibaskan barulah ketahuan semua!
Maka JUJURLAH, itulah akhlak Nabi Muhammad saw. Jujurlah walaupun menyakitkan! PERBAIKI BANGSA DIMULAI DARI DIRI SENDIRI, HALK KECIL, DAN SAAT INI!

0 comments :

Post a Comment